Perspektif

Bikin Riasan Muka Babak Belur, kok Pamer sih?

Hai, apa kabarmu di sana? Mulai merasa bosan ya mengisolasi diri di rumah sampai ikutan mugshot challenge segala? Kok sempat-sempatnya sih bikin riasan wajah babak belur, terus dipamerin di media sosial buat dijadikan tren?

Kamu mungkin beruntung bisa merasa aman di rumah aja. Tapi, perlu diketahui, banyak orang yang nyatanya tidak aman di rumahnya sendiri – babak belur menjadi korban kekerasan.

Di tengah pandemi Covid-19, terjadi peningkatan kasus kekerasan berbasis gender yang signifikan. Selama 16-30 Maret 2020, ada 59 kasus yang dilaporkan ke LBH APIK. Mulai dari kekerasan domestik, pemerkosaan, pelecehan, hingga penyebaran konten intim tanpa persetujuan. Itu baru di Jakarta saja.

Sementara, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan kepada kepala negara di dunia untuk memerhatikan kasus kekerasan berbasis gender yang sedang meningkat drastis. Ini karena korban kekerasan yang notabene perempuan dan kelompok minoritas seksual kesulitan mendapatkan akses pertolongan pertama ketika mengalami kekerasan.

Masih ingat dengan Mira, saudari kita yang meninggal dunia baru-baru ini karena dibakar oleh segerombolan orang di Jakarta Utara?

Munculnya tren riasan muka babak belur menyepelekan kekerasan berbasis gender terutama pada kelompok paling rentan, salah satunya transpuan seperti Mira. Terlebih, para pelaku hanya dijerat dengan pasal pengeroyokan, bukan pembunuhan. Alasannya karena tidak disengaja, sebab Mira sudah basah dengan bensin.

Lha, nggak sengaja bagaimana? Jelas-jelas, Mira sudah dibasahi dengan bensin. Mengeluarkan korek dan menyalakan api bukan upaya menakut-nakuti Mira yang dituduh mencuri telepon genggam, melainkan membakarnya hidup-hidup.

Kekerasan berbasis gender bukan sesuatu yang bisa dijadikan mainan atau guyonan. Mugshot challenge yang mungkin awalnya buat seru-seruan, bisa ikut menormalkan kekerasan. Belum lagi, adanya grup di Facebook bernama Komunitas Penindas Wanita. Hal itu bisa memperkuat rantai kekerasan terhadap perempuan seperti pemerkosaan hingga pembunuhan. Dan, kamu bisa menjadi bagian dari itu. Kamu nggak mau, kan?

Tren tantangan merias wajah yang tampak seperti babak belur tak bisa disamakan dengan riasan pada perayaan Halloween. Kalau mau kreatif bikin konten, mikir-mikir dulu. Kalau nggak pakai mikir, itu namanya bukan proses kreatif, meski berasal dari para makeup artist dan influencer. Apalagi, kontennya tidak peka seperti mugshot challenge.

Karantina mandiri di rumah aja selama berminggu-minggu memang bisa bikin kita bosan. Tetapi, suka atau tidak, itu menjadi salah satu cara yang efektif menghadapi wabah penyakit yang belum ada obatnya.

Bagi kamu yang menyukai riasan wajah, masih banyak kok tema riasan yang berfaedah dan bisa kamu pelajari tanpa harus melukai perasaan orang lain. Sebab, banyak orang yang ke-trigger kalau lihat unggahan semacam mugshot challenge. Sebagian perempuan merasa panik karena bisa saja mengalami kekerasan, babak belur seperti yang ditampilkan dalam tantangan tersebut.

Jangankan konten seperti itu, saya mau mengunggah makanan saja mikir-mikir. Apakah saya menjadi tidak peka terhadap orang-orang yang tidak memiliki ketahanan pangan selama pandemi ini?

Banyak lho, perempuan yang merasa cemas karena tidak memiliki kepastian pendapatan untuk bertahan hidup di tengah pandemi. Terlebih, mereka tinggal di kontrakan rumah petak dengan anggota keluarga yang tidak sedikit, termasuk mereka yang berperan sebagai ibu tunggal dan kehilangan sumber penghasilan.

Mereka tidak seberuntung kamu, bisa tinggal di rumah yang memadai dilengkapi AC dan jaringan internet meski kadang lelet. Ditambah, uang yang cukup untuk membeli makanan bergizi dan vitamin guna meningkatkan imunitas. Jangan sampai privilese itu menghasilkan konten yang melukai orang lain, hanya dengan alasan untuk mengusir kebosanan di rumah.

Karena itu, selain jaga jarak, kita harus mawas diri. Berhati-hati dalam mengunggah konten, termasuk berinteraksi dengan orang lain ketika online. Sebab, belakangan ini, marak pula konten seksual dengan cara memperdaya perempuan, yang juga merupakan modus dari kekerasan berbasis gender.

Nah, daripada kamu ikut-ikutan tren semacam mugshot challenge, mending rias wajahmu dengan tulisan “Sahkan RUU PKS!”, lalu viralkan agar DPR segera mengesahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual tersebut, sehingga tak ada lagi perempuan yang babak belur menjadi korban kekerasan.