Perspektif

Masih Mikirin Berat Badan di Tengah Wabah?

Saya sempat memiliki ketidaksukaan terhadap orang yang bertubuh besar atau fatphobia, bahkan ketika berat badan saya naik. Sampai mati-matian olahraga hanya demi menurunkan berat badan. Kamu (pernah) begitu, nggak?

Nah, belakangan ini, ketika kita diminta untuk #DiRumahAja guna meredam wabah Covid-19, muncul meme atau gambar perempuan-perempuan bertubuh besar yang disertai tulisan “Akibat di rumah aja” atau “Setelah karantina berbulan-bulan”.

Kira-kira, apa yang terlintas dalam pikiranmu? Coba deh renungkan lagi. Kalau dipikir-pikir, pandangan negatif terhadap orang berbadan besar, termasuk tubuh sendiri, memang tidak sehat. Meme-meme perempuan bertubuh besar tersebut adalah produk dari misoginisme dan fatphobia. Itulah mengapa nyaris tidak ada meme sejenis yang menyinggung lelaki bertubuh besar. Perempuan melulu.

Jika kamu lihat grup driver Ojol di Facebook, mereka pun sering kali mengunggah foto perempuan bertubuh besar yang hendak naik ke atas motor, kemudian mereka merisaknya. Lagi-lagi, selalu perempuan yang disasar.

Itu sih namanya kebencian dan kontrol atas tubuh perempuan. Sebab masyarakat patriarkis atau masyarakat yang mengutamakan laki-laki daripada perempuan, terus menerus menciptakan standar-standar kecantikan. Tujuannya agar perempuan tetap berada dalam genggamannya.

Dan, ketika perempuan berpenampilan di luar standar-standar tersebut, masyarakat patriarkis kerap melontarkan ujaran kebencian, merisak, hingga menghakimi. Betapa bahayanya meme-meme yang meledek perempuan bertubuh besar. Di mana lucunya, coba?

Perempuan yang menjadi korban kebencian itu pun berasal dari berbagai kalangan, termasuk aktris dan model. Tak hanya di internet, di dunia nyata juga sama. Contohnya, ketika foto telanjang Leslie Jones beredar di internet, dia mendapatkan begitu banyak ujaran kebencian yang menyasar tubuhnya. Dia juga kesulitan mencari perancang gaun yang mau membantunya untuk tampil di pemutaran perdana filmnya.

Tubuh Leslie Jones yang besar dan berkulit gelap membuat perancang busana enggan terasosiasi dengannya. Hal itu tidak dialami oleh aktris berkulit terang dan bertubuh kecil. Bahkan, aktris yang bertubuh besar tapi berkulit putih masih mendapatkan tempat.

Terlebih, di tengah wabah ketika kita diminta #DiRumahAja, kekerasan berbasis gender online yang menyasar tubuh perempuan menjadi marak. Belum lagi, bagi yang berumah tangga, istri kerap menanggung beban ganda dan rentan mengalami kekerasan dalam rumah tangga berupa kekerasan fisik maupun psikis.

Ya memang sih, kalau #DiRumahAja tuh bawaannya pengen makan teroosss. Makan bisa menjadi salah satu cara untuk menenangkan diri kita yang dilanda kecemasan terhadap keberlangsungan hidup di tengah pandemi. Dan, yang terpenting, makanan bisa meningkatkan daya tahan tubuh untuk menangkal virus.

Tak heran, banyak orang yang berpikir “Enaknya makan apa ya?”, “Bikin kreasi makanan apa ya?”, atau “Belanja makanan apa ya?” Toko swalayan pun menjadi tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi. Dengan catatan, kita harus tetap disiplin melindungi diri dari ancaman virus Corona ketika belanja. Tapi, nggak perlu mengenakan pakaian hazmat segala kaleee. Nggak perlu panic buying juga.

Tentu tidak ada yang salah dengan upaya orang untuk tetap bugar dan melakukan aktivitas. Kita memang harus terus bergerak agar tubuh tidak sakit serta tidak stres dan depresi. Tapi, saran aja nih, kalau bisa kebugaran itu bukan semata-mata untuk menghindari kenaikan berat badan, apalagi cuma untuk pamer di media sosial. Hihihi.

Kalaupun berat badan kita akhirnya naik, ya tak masalah dan tak perlu ada yang disesali. Ada hal yang lebih penting dari itu. Jadi, berhentilah merisak perempuan-perempuan yang berat badannya bertambah selama atau setelah wabah nanti.

Makan adalah satu dari sekian banyak cara kita bertahan saat ini. Nah, sebab itu, kita juga harus peduli dengan orang-orang yang tak mampu membeli makanan. Banyak yang kehilangan sumber penghasilan selama wabah berlangsung, entah itu dianggap cuti tanpa tanggungan atau terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Jadi, buat kamu-kamu yang mengeluh makan melulu karena #DiRumahAja dan takut berat badannya naik, serta kalian yang menertawakan meme perempuan bertubuh besar di media sosial, mending cari cara agar orang lain yang kehilangan atau tidak punya sumber penghasilan bisa ikutan makan deh.

Mari, makan bersama!